Kekeringan di Desa Kaliajir, Kecamatan Purwanegara, Banjarnegara. Warga membuat sumur tangkapan air di sungai, Jumat (8/9/2023). Foto: Uje Hartono/detikJateng Baca artikel detikjateng, "Kekeringan di Kaliajir Banjarnegara, Warga Gali Air di Sungai Bau Karat" selengkapnya https://www.detik.com/jateng/berita/d-6921131/kekeringan-di-kaliajir-banjarnegara-warga-gali-air-di-sungai-bau-karat. Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Kekeringan di Kaliajir Banjarnegara, Warga Gali Air di Sungai Bau Karat

Banjarnegara – Krisis air bersih melanda Desa Kaliajir, Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara. Adapun sungai yang menjadi sumber air alternatif warga saat ini diduga tercemar.
Salah satu warga Desa Kaliajir, Suwati mengatakan tiap kemarau warga kerap mengambil air di sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Warga biasa membuat cerukan di sungai untuk menangkap air sungai yang debitnya menipis.

“Air sungai sekarang sudah sedikit, jadi warga membuat sumur-sumur kecil di sungai,” ujar Suwat Namun, air dari sungai tersebut beraroma karat dan limbah tahu.

“Airnya bau karat dan ampas (limbah) tahu. Tapi mau bagaimana lagi. Air-air ini biasanya digunakan untuk mencuci baju, piring, dan untuk mandi,” ucap Suwati.

Warga Desa Kaliajir lainnya, Handiem, mengatakan sudah lebih dari 3 bulan mengalami krisis air bersih. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari ia terpaksa membeli air.

“Kalau pas tidak ada droping air ya beli. kalau mengambil di sungai pun sekarang air juga sudah banyak yang kering,” kata dia.

Biasanya ia membeli air seharga Rp 150 ribu untuk 1 tandon air. Dalam sebulan, Handiem bi
Sementara itu, dampak kekeringan di Banjarnegara terus meluas. Saat ini tercatat ada 26.718 jiwa terdampak krisis air bersih. Kondisi ini membuat Pemerintah Kabupaten Banjarnegara segera meningkatkan status menjadi tanggap darurat bencana kekeringan.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, saat ini ada 15 desa dan 5 kelurahan dari 9 kecamatan di Banjarnegara mengalami krisis air bersih. Dari jumlah tersebut ada 7628 KK atau 26.718 jiwa.

“Dari hasil rapat koordinasi terkait kekeringan, salah satunya menaikkan status dari siaga darurat menjadi tanggap darurat. Karena saat ini dampak kekeringan sudah di 20 lokasi, yakni 15 desa dan 5 kelurahan dari 9 kecamatan di Banjarnegara,” kata Pj Bupati Banjarnegara Tri Harso Widirahmanto usai rapat koordinasi bencana kekeringan di ruang rapat bupati, Jumat (8/9/2023).

Ia mengatakan, penetapan naiknya status dari siaga darurat bencana menjadi tanggap darurat bencana akan dilakukan pekan depan. Status tanggap darurat bencana kekeringan ini akan berlaku 60 hari ke depan.

“Anggaran di BPBD semakin menipis. Untuk penanganan kekeringan kalau tidak ada peningkatan status ke tanggap darurat BPBD tidak bisa membiayai dengan BTT (biaya tak terduga),” jelasnya.

Tri Harso mengatakan, selain melakukan droping air, pihaknya melakukan penanganan kekeringan jangka panjang. Salah satunya dengan membuat sumur bor.

“Kalau solusi jangka pendek dropping. Tetapi kami akan membuat sumur bor di lokasi rawan kekeringan, tentunya dengan menggunakan kajian dari geospasial,” pungkasnya.

Baca artikel detikjateng, “Kekeringan di Kaliajir Banjarnegara, Warga Gali Air di Sungai Bau Karat” selengkapnya https://www.detik.com/jateng/berita/d-6921131/kekeringan-di-kaliajir-banjarnegara-warga-gali-air-di-sungai-bau-karat.

Lebih dari 100 Kilometer Jalan di Banjarnegara Rusak, Terbanyak di Daerah Pegunungan

SERAYUNEWS- Lebih dari 100 kilometer jalan di Kabupaten Banjarnegara, mengalami kerusakan.

Kepala DPUPR Kabupaten Banjarnegara, Yusuf Winarso melalui Kabid Bina Marga, Hermawan Tutut mengatakan, berdasarkan data total panjang ruas jalan Kabupaten Banjarnegara mencapai 938,65 Kilometer.

“Itu terbagi menjadi 251 ruas jalan, 712,48 kilometer dalam kondisi baik, 124,17 kilometer rusak sedang, dan 102 Kilometer rusak,” katanya.

Kategori jalan rusak itu, terbagi menjadi rusak ringan sepanjang 29,58 kilometer dan rusak berat sepanjang 72,42 kilometer.

umlah kerusakan jalan tersebut, 50 persen berada di wilayah pegunungan utara yang memang kondisi geografisnya rawan pergerakan tanah.

Perubahan cuaca dan pemanfaatan yang tidak sesuai dengan tonase, membuat jalanan di Banjarnegara menjadi rusak.

“Kepedulian masyarakat juga kurang,” kata dia.

Imam Abdullah Sidik, warga Desa Danakerta Kecamatan Punggelan mengatakan, selain faktor alam, kerusakan jalan juga terjadi karena perawatan yang kurang maksimal.

“Kesadaran masyarakat untuk ikut merawat jalan yang sudah dibangun pemerintah, memang masih kurang,” katanya.

Jangankan ikut merawat, tak sedikit warga yang aji mumpung mengangkut muatan tanpa memperhitungkan tonase. Kalau sudah rusak, tak sedikit yang hanya bisa menyalahkan pemerintah.

“Idealnya dirawat seperti jalan desa, ada kerja bakti bersih-bersih drainase dan lainnya. Kalau semua masyarakat ikut peduli, jalan bagusnya bisa berusia lebih lama,” katanya.

Pemkab Banjarnegara Gelontorkan Rp 2 Miliar untuk Perbaikan Jembatan Kali Kacangan

 Pemerintah Banjarnegara, menggelontorkan anggaran sebesar Rp 2.036.850.000 untuk perbaikan jembatan Kali Kacangan. Jembatan penghubung Banjarmangu-Punggelan via Desa Sipedang Banjarmangu itu, rusak akibat terjangan banjir belum lama ini.

Sekretaris DPUPR, Aqrom mengatakan, anggaran itu untuk pemeliharaan berkala jembatan Kali Pekacangan di ruas jalan Bendawuluh Banjarmangu – Mlaya Punggelan

“Kegiatan sesuai surat perintah kerja atau SPK selama 120 hari kalender, mulai 5 Juni 2023 hingga 2 Oktober 2023. CV Joyce Cris Jaya Jakarta yang mengerjakan,” katanya.

Menurut Aqrom, pengerjaan jembatan menggunakan model konstruksi komposit gelagar IWF. Abutmen jembatan menggunakan beton, fondasi bawah dengan sumuran.“Kegiatan tersebut merupakan perbaikan, bukan membuat jembatan baru,” katanya.

Masyarakat harapannya bisa memberi dukungan, dengan ikut mengawasi sesuai prosedur yang ada. Sehingga, kegiatan dapat berjalan dan perbaikan jembatan sesuai secara waktu dan kualitas bangunan.

Setyono, seorang warga Punggelan berharap, agar jembatan nantinya dapat selesai tepat waktu. Mengingat jembatan tersebut, sangat penting bagi masyarakat karena menjadi jalur utama dua kecamatan.

“Karena jembatan rusak, kegiatan ekonomi masyarakat seperti panen hasil bumi dan kayu menjadi memutar. Selain itu, anak anak sekolah juga memutar lebih jauh,” katanya.

Memang sudah ada jembatan darurat, kata dia, namun saat air Sungai Pekacangan besar dan deras, warga tidak berani melintas jembatan darurat tersebut.

https://serayunews.com/pemkab-banjarnegara-gelontorkan-rp-2-miliar-untuk-perbaikan-jembatan-kali-kacangan/

 

Suasana Dieng Culture Festival (DCF) 2022. Foto: Uje Hartono/detikJateng Baca artikel detikjateng, "Tak Ada Dieng Culture Festival Tahun Ini, Homestay Sudah Banyak Dipesan" selengkapnya https://www.detik.com/jateng/wisata/d-6783056/tak-ada-dieng-culture-festival-tahun-ini-homestay-sudah-banyak-dipesan. Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Tak Ada Dieng Culture Festival Tahun Ini, Homestay Sudah Banyak Dipesan

Banjarnegara – Dieng Culture Festival (DCF) tahun ini tidak digelar menyusul adanya penataan kawasan wisata Dieng. Namun rupanya banyak wisatawan yang sudah terlanjur memesan homestay.
Awalnya, even tahunan ini akan digelar akhir Agustus yakni tanggal 25 sampai 27 Agustus 2023. Namun, adanya kegiatan penataan kawasan wisata Dieng dari Kementerian PUPR tahun ini DCF ditiadakan.

Salah satu pemilik homestay di Dieng Hasta Priyandono mengatakan jika saat ini sudah ada wisatawan yang memesan homestay untuk melihat DCF. banyaknya peminat sehingga wisatawan mulai memesan jauh hari sebelum pelaksanaan DCF.

“Iya sekarang sudah ada yang booking homestay untuk DCF,” ujarnya saat dihubungi detikJateng, Selasa (20/6/2023)

Namun demikian, pihaknya belum menyampaikan kepada pemesan homestay. Mengingat belum ada informasi resmi terkait tidak digelarnya DCF tahun ini.

“Kami menunggu informasi resmi. Kalau memang nanti sudah ada, ya kami sampaikan kepada pemesan,” sambungnya.

Sementara itu, ketua paguyuban homestay Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara Fortuna Diah Setyowati juga mengatakan hingga saat ini sudah mulai banyak menerima pesanan homestay untuk DCF.

“Sudah banyak yang mulai pesan homestay. Tetapi informasinya sekarang tidak ada, ya kami sampaikan kepada pemesan kalau tahun ini tidak ada DCF,” kata dia.

Ia mengaku tidak mempermasalahkan jika homestay terdampak saat dilakukan penataan kawasan wisata Dieng. Malahan menurutnya kawasan wisata Dieng akan semakin tertata.

“Kami manut aja dan tidak masalah. Malah nanti semakin tertata. Kalau misalnya obyek wisata zona satu sedang ditata, kita bisa mempromosikan obyek wisata zona dua. Jadi nanti malah bisa ramai semuanya,” tambahnya.

Tak Ada Dieng Culture Festival Tahun Ini, Homestay Sudah Banyak Dipesan” selengkapnya https://www.detik.com/jateng/wisata/d-6783056/tak-ada-dieng-culture-festival-tahun-ini-homestay-sudah-banyak-dipesan.

SPAB Kali Ori Sigaluh Bisa Produksi Air Bersih 100 Liter per Detik

BANJARNEGARA  – Setelah melewati proses pembangunan dan instalasi, Sistem Penyediaan Air Baku (SPAB) Kali Ori, diresmikan penggunaaanya, Selasa (2/3/2023) di kompleks SPAB Kali Ori di Desa Prigi Kecamatan Sigaluh Banjarnegara. Persemian ditandai dengan penandatangan prasasti oleh Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) Yogyakarta  Dr. Dwi Purwantoro dan Pj Bupati Banjarnegara yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Banjarnegara Drs. Indarto M.Si.

Direktur PDAM Banjarnegara Bahar Ibnu mengatakan, kebutuhan total air baku saat ini di atas angka 440 liter per detik, namun saat ini baru diangka 147, maka dengan adanya SPAB Kali Ori ini bisa didapatkan 100 liter per detik, sehingga saat ini masih di angka 247 liter per detik.

“Masih ada kekurangan yang akan diajukan kembali untuk menjadi prioritas, mudah-mudahan bisa diakomodir di tahun 2024,” katanya.

Ibnu menambahkan pembangunan SPAB Kaliori menghabiskan anggaran 20 milliar dari APBN Kementria PU PR.

SPAB Kali Ori nantinya akan menjangkau ke 5 kecamatan yaitu Kecamatan Sigaluh, Madukara, Banjarnegara, Bawang hingga Purwonegoro dimana eksisting kami sudah sampai ke Purwonegoro di dekat balai Desa Gumiwang.

“Masyarakat yang berada di lima kecamatan itu kita bisa mendapatkan paling tidak 8 ribu sambungan rumah (SR) yang baru dari kaliori,” lanjutnya.

PDAM Banjarnegara, lanjut Ibnu, ditarget oleh Dirjen SDM  di angka 8.000 SR untuk kapasitas 100 liter perdetik, sehingga diharapkan  dalam 5 tahun kedepan angka 8.000 ribu SR bisa dipenuhi.

Lebih jauh Ibnu mengatakan, selama ini kendala untuk memenuhi kebutuhan air bersih adalah sulitnya mendapatkan sumber mata air dengan kapasitas yang tinggi, selain itu dtopografi di Banjarnegara juga kurang mendukung, karena rentan dan tanahnya juga labil sehingga mitigasi resiko kami memang berada diangka yang cukup tinggi untuk resiko tersebut.

Sekretaris Daerah Banjarnegara Drs. Indarto M.Si mengatakan, Pembangunan Sistem Penyediaan Air Baku Kali Ori merupakan upaya Pemkab Banjarnegara saat ini adalah untuk meningkatkan tingkat cakupan pelayanan air kepada masyarakat di wilayah pedesaan maupun perkotaan.

Pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat menjadi hal yang sangat penting sehingga pembangunan sistem penyediaan air baku Kali Ori yang telah selesai ini diharapkan masyarakat Banjarnegara segera dapat merasakan kemanfaatannya untuk menunjang berbagai macam kebutuhan masyarakat seperti pemenuhan kebutuhan air baku itu sendiri, air minum, kebutuhan irigasi atau pertanian.

“Kami berharap PDAM bisa meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang lebih bermutu dan sanggup memenuhi kebutuhan masyarakat yang menuntut perubahan pola pelayanan kesehatan khususnya ketersediaan air bersih,” kata Indarto.

Indarto  juga mengatakan jika Banjarnegara sebenarnya memiliki beberapa potensi air baku yang belum dimanfaatkan secara maksimal karena adanya keterbatasan anggaran.

Untuk itu dukungan pemerintah pusat masih sangat diharapkan untuk program-program pengembangan air baku dan air bersih di wilayah Kabupaten Banjarnegara di masa datang.

“Sebagai upaya peningkatan pelayanan serta distribusi air baku dan air bersih yang berkualitas kepada masyarakat rencana juga akan dibangun Sistem Penyediaan Air Baku pada sumber mata air Kaliamis di Desa Paweden Kecamatan Karangkobar yang dapat meningkatkan pelayanan untuk wilayah atas dan kota Kabupaten Banjarnegara,” tambahnya.

Anggota Komisi V DPR RI Ibu Lasmi Indaryani, SE pada kesempatan tersebut mengatakan, air bersih sangat dibutuhkan di Banjarnegara. Kebutuhan air baku di Banjarnegara sebesar 440 liter per detik. Namun sejauh ini baru tercukupi sebesar 147 liter per detik. Jadi dengan SPAB Kali Ori ini bisa menambahkan air baku sekitar 100 perdetik.

“Kami berharap kebutuhan air baku masyarakat Banjarnegara lebih tercukupi walaupun mungkin belum bisa 100 persen, karena kita masih punrya PR sekitar 200 liter per detik,” ujarnya

Ia juga berjanji akan memperjuangkan lagi untuk proyeksi sumber mata air Kaliamis yang memiliki potensi air 50 liter per detik.

“Mohon doanya, karena akan terus memperjuangkan kebutuhan air baku di Bnajarnegara,” katanya.

Sementara Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) Yogyakarta  Dr. Dwi Purwantoro kepada media mengatakan dengan dibangunnya SPAB Kali Ori harapannya masyarakat Banjarnegara bisa bermanfaat dan berdaya guna bagi masyarakat, sehingga kebutuhan dari air minum terpenuhi.

Dwi meminta PDAM Banjarnegara untuk selalu berkoordinasi dengan pihaknya untuk menunjukan wilayah mana yang bisa menyediakan air baku.

“Memang wilayah disini airnya melimpah, namun belum ada prasarananya, padahal prasananya cukup mahal, masyarakat sulit mengambil air tanah karena terlalu dalam sehingga masyarakat tidak mampu untuk mengambilnya, apalagi  di daerah lereng seperti ini,” katanya. (**kominfo_ahr).

Tinjau Pembangunan Fisik, Plh Bupati ajak Masyarakat Ikut Awasi Proyek Pembangunan Infrastruktur

BANJARNEGARA – Plh Bupati Banjarnegara, Syamsudin mengajak masyarakat untuk ikut melakukan pengawasan proyek pembangunan infrastruktur. Menurutnya, hal tersebut perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengerjaan proyek.

Dia mengatakan, pengawasan proyek pembangunan infrastrukur bukan hanya tugas dan tanggung jawab pemerintah saja tetapi juga masyarakat agar hasil pembangunan bisa sesuai perencanaan, tepat waktu dan mutu.

“Masyarakat boleh berpartisipasi dalam pengawasan proyek pembangunan. Jika ada kejanggalan atau penyimpangan, masyarakat jangan takut untuk melaporkannya,” katanya saat meninjau beberapa proyek pembangunan infrastruktur di Banjarnegara, Selasa (14/9).

Pengawasan dari berbagai pihak sangat penting dan diperlukan untuk mendapatkan hasil pembangunan yang berkualitas dan sesuai dengan harapan masyarakat.

“Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakatlah yang akan merasakan hasilnya . Jika baik maka masyarakat akan merasakan dampak yang baik pula,” katanya

Lebih lanjut Syamsudin menyampaikan, pembangunan infrastruktur di Banjarnegara belum selesai dan masih berjalan. Pengawasan juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari penyusunan pengendalian operasional kegiatan dan proyek-proyek pembangunan.

“Kita mencoba mengevaluasi setiap pembangunan yang berjalan sebagai bahan untuk diumpanbalikan ke dinas-dinas yang bertanggung jawab untuk mengawal kegiatan proyek pembangunan,” ujarnya

Pada kesempatan ini, Plh Bupati Banjarnegra, Syamsudin bersama Kabid Binamarga Dinas PUPR, Hermawan Tutut Indarjo dan Kabag Administrasi Pembangunan Setda Banjarnegara Dedi Restioko menijau beberapa proyek infrastrukur seperti pembangunan jalan di wilayah Kecamatan Punggelan, Pandanarum dan Kalibening. (amar)